-->

Entri Yang Diunggulkan

Pengertian, Rumus, dan Bunyi Hukum Ohm, Lengkap!

Dalam mata pelajaran elektro atau fisika , terdapat pelajaran yang membahas apa itu hukum Ohm. Dalam hukum Ohm terdapat bunyi hukum Ohm dan ...

Kumpulan Sinopsis Dari Okeyzz

Kumpulan Sinopsis Dari Okeyzz


The Kite Runner

Posted: 07 Dec 2014 09:46 PM PST

Judul: The Kite Runner
Penulis: Khaled Hosseini
Penerjemah: Berliani M. Nugrahani
Penyunting: Pangestuningsih
Proofreader: Herlina Sitorus
Penerbit: Qanita
ISBN: 9786028579339
Hlm: 492
Tahun: 2013 (Gold Edition)
Rating: 5/5
Beli di: tokobuku.getscoop.com
Sinopsis:
THE KITE RUNNER:   
Aku memiliki satu kesempatan terakhir untuk mengambil keputusan, untuk menentukan apa jadinya diriku. Aku bisa melangkah memasuki gang itu, membela Hassan dan menerima apa pun yang mungkin menimpaku.

Atau, aku bisa melarikan diri.
Akhirnya, aku melarikan diri.

Amir telah mengkhianati Hassan, satu-satunya sahabatnya, saudaranya. Rasa bersalah menghantuinya. Menyingkirkan Hassan dari kehidupannya adalah pilihan tersulit yang harus diambil Amir.

Namun setelah Hassan pergi, tak ada lagi yang tersisa dari masa kecil Amir. Seperti layang-layang putus, sebagian diri Amir terbawa terbang bersama angin. Tetapi, masa lalu yang telah terkubur dalam-dalam, senantiasa menyeruak kembali. Hadir membawa luka-luka lama. Dan seperti rapuhnya layang-layang, tak kuasa menahan badai, Amir harus menghadapi kenangannya yang mewujud kembali.

The Kite Runner adalah sebuah kisah penuh kekuatan tentang persaudaraan, kasih sayang, pengkhianatan, dan penderitaan. Khaled Hosseini dengan brilian menghadirkan sisi-sisi lain Afghanistan, negeri indah yang hingga kini masih menyimpan duka. Di tengah belantara puing di Kota Kabul, akankah Amir menemukan kebahagiaan yang kelak menyapu kesedihannya?

***

"Hosseini dengan piawai menampilkan Afghanistan sebagai bangsa yang sedang dalam pencarian… begitu menyentuh."
—Kompas

"Punya segala untuk menyihir publik … diceritakan sangat indah, memesona … digarap sangat bagus … karya genius."
—Matabaca

"Sangat menyentuh … ceritanya kuat … tak ada karakter yang sia-sia. Buku yang memorable sepanjang masa."
—Koran Tempo

"Hosseini dengan piawai menampilkan Afghanistan sebagai bangsa yang sedang dalam pencarian … begitu menyentuh."
—Kompas

"Bertenaga dan sangat menusuk kalbu."
—The Jakarta Post

"Hosseini amat teliti menyuguhkan elemen-elemen drama kemanusiaan, penebusan dosa, dan pencarian martabat dalam sebuah panggung sosial politik yang terus berubah cepat."
—Tempo

"Sangat mengharukan, detail, serta jujur … memberikan perspektif yang berbeda."
—Djakarta Magazine

Pertama dan terakhir kali saya membaca buku ini sekitar tahun 2008, saya baca versi Bahasa Inggrisnya, dipinjami teman. Sebenernya dipaksa sih, persuasi dari teman buku ini ceritanya bagus dan bahasa inggrisnya nggak berat. Yah, akhirnya dengan agak terpaksa saya menerima pinjamannya. Tapi rupanya itu jadi keputusan terbaik yang pernah saya lakukan. 

Buku ini saking bagusnya langsung habis saya baca dalam sekali duduk. Saya baca diam-diam di dalam kamar sampai jam 3 pagi. Ditutupi selimut dan pakai penerangan senter sambil sesenggukan nahan nangis karena kisahnya yang mengharukan. Setelah itu bukunya saya kembalikan dan saya susah move on sampai sekarang.

Dulu terjemahannya masih belum diterbitkan. Begitu sudah diterbitkan, saya yang susah move on selalu promosiin buku ini ke teman-teman. Bahkan berkali-kali saya jadikan hadiah untuk teman. Tapi lucunya, saya sendiri sampai sekarang belum punya bukunya. Akhirnya kemarin saya putuskan beli di toko buku scoop karena ada sale.

Untuk kedua kalinya saya baca buku ini. Meskipun terasa perbedaan diksi antara versi asli dengan terjemahan, tapi saya tetap menangis di adegan yang sama dan untuk kedua kalinya saya beri rating sempurna. It's my favourite book!

Untuk jalan ceritanya, saya yakin sudah banyak review yang beredar. Jadi saya akan bahas tema-tema lain yang ditulis dalam buku ini. Tidak diragukan lagi Khaled Hosseini memang seorang pencerita yang handal. Tak heran buku ini bestseller dan masuk buku klasik karena berkesan sepanjang masa. 

Hassan membalas senyumku. Hanya saja, senyumnya terlihat tulus. "Aku tahu," katanya. Dan itulah yang dilakukan oleh orang-orang yang serius dengan setiap ucapannya. Mereka menganggap orang lain juga begitu. ~p.81

Karakter yang diangkat, Amir yang pengecut dan Hassan yang setia. Amir seorang Pashtun, anak saudagar kaya raya, ayahnya dan keturunannya adalah orang terhormat dan sangat dihormati oleh orang-orang karena keberanian dan kepribadiannya. Hassan, seorang Hazara, kaum budak, menjadi pembantu di rumah Amir. Umur mereka berbeda setahun. Mereka bermain dan tumbuh besar bersama.

Amir: "Anehnya, aku pun tak pernah berpikiran bahwa Hassan adalah temanku. [...] Pada akhirnya, aku adalah seorang Pashtun dan dia seorang Hazara, aku seorang Sunni dan dia seorang Syi'ah, dan tidak akan ada yang bisa mengubahnya. Tidak ada." ~p43

Amir tumbuh menjadi anak lelaki yang kurang kasih sayang. Dia berusaha keras untuk mendapat kasih sayang ayahnya. Kadang ia membenci Hassan karena ayahnya lebih memperhatikan Hassan. Padahal Hassan menyayangi Amir melebihi siapa pun. Saya terenyuh melihat besarnya kesetiaan Hassan kepada Amir dan saya membenci kepengecutan Amir.

"Yang benar saja? Kau mau melakukannya?"

"Melakukan apa?"

"Makan tanah kalau aku menyuruhmu."

"Kalau kau menyuruhku, aku akan melakukannya. [...] Tapi aku penasaran. Mungkinkah kau menyuruhku melakukan hal semacam itu, Amir agha?" ~p.80-81
Saya lupa bahwa Amir masih kecil saat ia mengkhianati Hassan. Tapi Hassan pun juga masih kecil saat ia memegang teguh kesetiaannya pada Amir. Lalu kenapa Amir tidak bisa melakukan hal yang sama seperti Hassan? Rasa bersalahnya itu yang kemudian memotivasi Amir melakukan hal-hal di paruh kedua buku ini (read it yourself).

Hassan tahu. [...] Dia tahu bahwa aku telah mengkhianatinya dan dia tetap menyelamatkanku sekali lagi, mungkin untuk yang terakhir kalinya. ~p.146

Khaled menyuguhkan tema-tema kultural dan humanis. Tanpanya, saya tidak akan pernah tahu apa perbedaan islam mazhab Sunni dan Syi'ah. Mengapa kaum Hazara diperlakukan dengan buruk dan menjadi warga kelas dua oleh kaum Pashtun. Padahal di mata Allah semua makhluknya setara.

Khaled menyuguhkan Afghanistan 30 tahun yang lalu. Saat masih berada dalam masa kejayaan monarki. Sebuah negara yang indah, aman, berbudaya dan damai. Berbeda jauh dengan pemberitaan media massa terkait Afghanistan yang saya baca sekarang. 

Afghanistan dalam masa jayanya, tidak berbeda seperti negara-negara damai lainnya. Semua itu berubah ketika negara api menyerang.. Kabul setelah diduduki Taliban. Masa kecilnya yang indah di Kabul sekarang tinggal reruntuhan dan kemiskinan. Pengemis tua yang Amir temui di pinggir jalan dulunya adalah seorang dosen, teman ibunya.

Dalam buku The Kite Runner, Khaled menggambarkan bahwa manusia mampu melakukan hal-hal tidak manusiawi terhadap manusia lain. Hilangnya stabilitas nasional karena sekelompok kaum yang merasa dirinya lebih mulia dari kaum lain.

"Mereka tidak melakukan apa pun kecuali menghitung butiran tasbih dan memamerkan hafalan isi kitab yang ditulis dalam bahasa yang tidak mereka pahami. Kuharap Tuhan melindungi kita semua jika suatu saat nanti Afghanistan jatuh ke tangan mereka." ~p.359

Salah satu karakter favorit saya selain Hassan adalah ayah Amir, Baba. Meskipun seorang muslim, tapi pandangannya sangat liberal. Sebenarnya tak jauh beda dengan mayoritas muslim di Indonesia. Dalam buku ini pula saya baru mengerti bahwa Afghanistan itu jauh dari Arab. Sama saja seperti orang Indonesia belajar membaca Alquran. Bagi mereka, bahasa arab pun tampak seperti bahasa eksotis. 

Amir yang memang sejak kecil tumbuh besar diasuh seorang ayah yang liberal, lalu melanjutkan masa dewasa di Amerika sudah melupakan bagaimana caranya solat. Melalui perjalanan Amir, Khaled Hosseini pun menggambarkan bahwa teguran dari Allah itu keras. Tapi Dia hanya mengingatkan orang-orang yang Dia sayangi. Hidayahnya turun kepada siapa saja, kapan pun dan dimana pun.

Ah, banyak sekali isu-isu dalam The Kite Runner yang tidak akan habis saya bahas disini. Banyak pesan moral yang bisa dipetik. Segala aspek kehidupan diceritakan dengan apik. Kalau teman-teman penasaran dengan indahnya Kabul pada masa kejayaannya, langsung nonton filmnya saja. Saya sudah nonton dan filmnya pun tak kalah indah. 

Tapi saya lebih suka dengan bukunya karena bukunya mampu menyentuh lebih dalam daripada permukaan yang muncul di film. Tidak ada satupun karakter yang membosankan. Bahkan sampai akhir, Khaled masih mampu memainkan twist yang tak terduga. Akhir kata, it's still be the best book ever. A fenomenal 5 stars out of 5!

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kumpulan Sinopsis Dari Okeyzz"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel